KPH Tasik Besar Serkap merupakan salah satu KPH yang terpilih untuk melaksanakan kegiatan Forest Investmen Program (FIP) II sejak tahun 2018 dari 10 KPH yang ada di indonesia. KPH tasik Besar Serkap dengan ekosistem hutan rawa gambut memiliki kekayaan biodiversiti yang sangat unik dan beragam. dengan adanya kegiatan FIP II dengan muara kegiatan Social Forestry/perhutanan sosial diharapkan kepada kelompok masyarakat yang terpilih dapat mandiri dan dapat meningkatkan taraf perekonomian juga tetap lestarinya hutan.
baiklah pada kesempatan ini kita akan sedikit mengulas kegiatan pengambilan foto aspek lingkungan dengan aspek sosial. adapaun tim pengambilan dokumentasi sebagai berikut :
1. Bayu
2. Momon
3.
4. Riyan Sumitran
5. Edy Gusnadi
kegiatan dilaksanakan di Desa Dayun dengan melihat lokasi penanaman sereh wangi di Blok A KPH Tasik Besar Serkap, Tanaman Blewa milik anggota kelompok tani. berikut dokumentasi kegiatan tersebut.
gambar dokumentasi kanal miliki PT Bumi Siak Pusako memiliki potensi ikan yang banyak seperti ikan gabus, sepat, lele, kepar yang dapat dimanfaatkan sebagai ikan salai. kanal tersebut memanjang hingga tembus ke danau zamrud yang dikelola BKSDA Provinsi Riau. selain dokumentasi tersebut tim juga berhasil mendokumentasikan foto satwa disekitar lokasi blok A. berikut gambarnya.
foto diatas tampak seekor burung bangau sedang bertengger diatas pepohonan sekunder, lokasi blok A pernah terbakar sehingga tumbuhan yang berada dekat jalan akses sedang dalam proses suksesi. permasalahan yang dihadapi KPH adalah telah adanya tanaman sawit dilokasi blok A yang dimiliki oleh masyarakat diluar Desa Dayun. kebanyakan para pendatang yang memiliki lahan tersebut dan pada saat ini sedang dalam upaya pemecahan masalah dan mencari solusi. berikut penampakan lahan sawit tersebut.
baiklah pada kesempatan ini kita akan sedikit mengulas kegiatan pengambilan foto aspek lingkungan dengan aspek sosial. adapaun tim pengambilan dokumentasi sebagai berikut :
1. Bayu
2. Momon
3.
4. Riyan Sumitran
5. Edy Gusnadi
kegiatan dilaksanakan di Desa Dayun dengan melihat lokasi penanaman sereh wangi di Blok A KPH Tasik Besar Serkap, Tanaman Blewa milik anggota kelompok tani. berikut dokumentasi kegiatan tersebut.
gambar dokumentasi kanal miliki PT Bumi Siak Pusako memiliki potensi ikan yang banyak seperti ikan gabus, sepat, lele, kepar yang dapat dimanfaatkan sebagai ikan salai. kanal tersebut memanjang hingga tembus ke danau zamrud yang dikelola BKSDA Provinsi Riau. selain dokumentasi tersebut tim juga berhasil mendokumentasikan foto satwa disekitar lokasi blok A. berikut gambarnya.
foto diatas tampak seekor burung bangau sedang bertengger diatas pepohonan sekunder, lokasi blok A pernah terbakar sehingga tumbuhan yang berada dekat jalan akses sedang dalam proses suksesi. permasalahan yang dihadapi KPH adalah telah adanya tanaman sawit dilokasi blok A yang dimiliki oleh masyarakat diluar Desa Dayun. kebanyakan para pendatang yang memiliki lahan tersebut dan pada saat ini sedang dalam upaya pemecahan masalah dan mencari solusi. berikut penampakan lahan sawit tersebut.
bahkan sudah ada pondok kerja masyarakat yang merawat kebun sawit tersebut, padahal kawasan tersebut masuk kedalam kawasan KPH Tasik Besar Serkap. selanjutnya tim bergerak menuju Desa benteng Hilir Kecamatan, di desa tersebut tim menuju kelompok tani taruna jaya dengan usaha budidaya lebah trigona dan madu sialang. berikut dokumentasinya.
Pohon sialang tersebut berada di pinggir jalan lintas kota siak-kecamatan mempura desa benteng hilir kabupaten siak yang dikelola oleh kelompok tani taruna jaya. jika sedang panen raya kelompok tani cukup kwalahan memasarkan madu sialang.
selanjutnya tim bergerak menuju kediaman pak joko paryanto selaku bendahara kelompok tani taruna jaya. di kediaman beliau terdapat setup lebah trigona yang telah selesai di panen. harga madu trigona lebih mahal dari madu sialang, namun rasanya agak masam. bagi orang yang mengerti khasiat akan lebih memilih madu trigona apalagi khasiat propolis buat kesehatan. setelah selesai tim bergerak menuju desa penyengat untuk melihat nenas.
Tim berkunjung ke kebun nenas milik ibu Apo di desa penyengat. desa penyengat merupakan desa terdekat dengan kawasn hutan blok C KPH Tasik Besar Serkap. bu apo merupakam ketua kelompok tani Bina Harapan.ada sekitar 10 Ha kebun milik bu apo. sekali panen dengan harga nenas Rp 3000 perbutir dengan tujuan Jakarta dapat meraup keuntungan hingga 20 juta sekali panen. pada dahulu bu apo hanya bercocok tanam sayur mayur dengan penghasilan pas pasan. berkat kegigihan dan jerih payah kini bu apo bisa kredit mobil dan menguihkan anaknya ketingkat universitas agar kehidupan kedepan lebih baik lagi. nenas sortiran dimanfaatkan dengan membuat usaha keripik nenas dengan bermitra dengan KPH Tasik Besar Serkap.
Kegiatan tim selanjutnya adalah berkunjung ke Blok E Areal REDD KPH Tasik Besar Serkap
tim mengambil dokumentasi pepohonan dan berbagai jenis flora yang ada. beberapa jenis pohon yang ada dalam areal tersebut antara lain:
1. Meranti
2. Suntai
3. Nasi-Nasi
4. Punak
5.Jangkang
6. Medang
7.Mahang
8. Mentangur
berbagai jenis resam dan paku dapat ditemukan pada hutan dilokasi Blok E REDD KPH Tasik Besar Serkap. tim lalu melanjutkan ke lokasi nursery/pembibitan KPH Tasik Besar Serkap yang terletak di pinggir jalan koridor Pabrik PT RAPP-Pelabuhan Futong KM 82. di lokasi pembibitan tim menemukan tanda keberadaan berupa jejak kaki Harimau Sumatera (Pathera tigris sumatrae).
Hasil Wawancara dengan informan petugas pembibitan diperkirakan harimau mengejar mangsanya yakni babi hutan (Sus scrofa). hal ini diperkuat dengan ditemukannya jejak babi yang berdekatan dengan jejak kaki harimau.
#RimbawanBerkarya#TetapMenulis#JalurInspirasi#
Salam Rimba