Langkah-langkah pembuatan citra orthophoto hasil pemotretan wahana udara
tanpa awak
1.
Membukasoftware Agisoft
PhotoScan Versi 1.0.4
Tampilan
awal software Agisoft PhotoScan Versi 1.0.4
2.
Membuka foto yang akan diproses dengan memilih fitur workflow pada menu bar lalu pilih add. Workflow à
add.
3.
Maka foto akan terbuka dalam software
4.
Untuk proses identifikasi tie-point, bundle adjustment
dan koreksi geometri dengan memilih fitur workflow
pada menu bar lalu pilih align. Workflow
à
align.
5.
Pada proses alignment terlebih dahulu memilih tingkat
akurasi identifikasi tie point.Ada tiga tingkat akurasi, low, medium, high. Low digunakan jika diinginkan waktu pemrosesan yang lebih singkat
dan diperoleh posisi kamera yang kurang akurat. Medium digunakan jika diinginkan akurasi dari posisi kamera yang
sedang dan waktu pemrosesan lebih lama dari pada low. High digunakan jika
diinginkan akurasi posisi kamera yang lebih tinggi, pemrosesan akan memakan
waktu lebih lama.
Pada pair perselection terdapat 3
pilihan, yaitu ground control dipilih
jika foto yang akan diproses telah tergeoreferensi secara benar. Disableddipilih jika diinginkan tingkat
akurasi yang tinggi dengan waktu pemrosesan yang lama. Generic dipilih jika diinginkan tingkat akurasi yang lebih rendah
dan waktu pemrosesan yang lebih cepat dari disabled.
Dapat dilihat metadata dari foto
dengan cara klik kanan pada foto, kemudian pilih show info. Dari show info
dapat diketahui ukuran piksel dari foto, panjang fokus kamera, shutter speed, jenis kamera yang
digunakan, waktu pemotretan.
Setelah proses alignment dapat dilihat juga parameter kalibrasi kamera, dengan
memilih fitur tool pada menu bar,
lalu pilih Camera calibration. Tool à
Camera calibration.
Dapat dilihat parameter-parameter kalibrasi kamera dengan
memilih refined dan arahkan kursor ke
salah satu image.
6.
Kemudian lakukan build
dense cloud dengan memilih workflow
pada menu bar kemudian pilih build
geometry. Workflow à build dense cloud.
Terdapat beberapa pilihan pada tahap
ini, yaitu :
a)
Object type
Ada dua jenis tipe yaitu arbitrary
dan highh field. Tipe arbitrary dipilih jika kondisi area yang
akan dimodelkan terdiri dari obyek yang tertutup, seperti bangunan, pepohonan,
patung, dll. Tipe arbitrary akan
membutuhkan media penyimpanan yang besar, sehingga pada pengolahan ini
dianjurkan pemrosesan data tidak melibatkan banyak foto. Tipe high field dipilih jika akan memodelkan
suatu permukaan terain yang relatif
datar, tipe ini dapat melibatkan
banyak foto dan dibutuhkan media penyimpanan yang lebih sedikit dari tipe arbitrary.
b) Target
quality
Pemilihan pada target quality
akan berpengaruh pada ketelitian dan
kerincian bentuk geometri yang dihasilkan. Semakin tinggi target
quality, maka akan membutuhkan waktu pemrosesan yang lebih lama. Ada 4 pilihan target quality dari yang tinggi ke yang
rendah, yaitu ultra high,high,medium, low, lowest. Point cloud
dipilih jika bentuk terain atau obyek pada foto relatif datar atau smooth. Point cloud akan membutuhkan waktu yang cepat dalam pemrosesannya.
c) Geometry
type
Ada dua pilihan yaitu sharp dan smooth. Sharp dipilih jika model yang akan dibentuk geometrinya memiliki
area yang tidak terlalu luas, pada model ini tidak ada pengisian celah-celah
yang kosong, celah-celah akan ditutup secara manual setelah proses selesai. Sharp memiliki tingkat ketelitian yang
lebih tinggi dari pada type smooth. Smooth dipilih jika area yang akan
dimodelkan cukup luas, smooth cocok untuk area yang terdapat tutupan lahan
berupa air dan variasi terain yang tidak mencolok. Smooth dianjurkan untuk proses ortofoto.
d)
Face count
Face count menentukan jumlah maksimum piksel yang digunakan
untuk membentuk permukaan geometri. Semakin besar jumlah face count maka bentuk geometri semakin smooth. Face count bernilai 0 maka pada
pemrosesan tidak ada smoothing.
e) Filter
threshold
Digunakan untuk menentukan nilai maksimal face count untuk dihapus dari face
count yang terhubung minimum setelah rekonstruksi geometri berlangsung
(dalam persen dari jumlah totalface count).
Pilihan pada build geometry
Maka akan terlihat proses mereksontruksi
ketinggian dan kedalaman.
Dalam build geometry, juga akan diproses penutupan lubang-lubang yang ada
pada saat proses alignment.
7.
Langkah selanjutnya adalah melakukan build texture, dengan memilih fitur workflow kemudian pilih build texture. Workflow à
build texture.
Pada bulid geometry pilih maping
mode orthophoto dan blanding mode
mosaic, karena hasil akhir yang diinginkan adalah mosaik foto. Keterangan
dari feature dalam build texture adalah sebagai berikut :
Mapping mode merupakan cara menentukan tekstur objek yang akan
dibentuk dalam atlas atau bidang datar. Pemilihan mapping mode secara tepat akan membantu dalam menghasilkan kualitas
tekstur secara visual. Ada 5 jenis mapping
mode, yaitu:
a)
Generic
Generic dipilih jika bentuk objek yang akan dimodelkan
adalah objek tertutup, seperti patung, pohon, candi.
b) Adaptive
Orthophoto
Dalam adaptive orthophoto
pemrosesan objek akan dibagi menjadi pemrosesan bidang datar dan pemrosesan
bidang vertikal. Pada pemrosesan bidang datar akan digunakan proyeksi
ortografi, yaitu proyeksi bentuk bidang permukaan bumi ke bidang datar. Pada
pemrosesan vertikal dilakukan secara terpisah untuk menjaga keakuratan dari
tekstur yang dihasilkan. Adaptive
orthophoto lebih cocok digunakan pada objek yang relatif datar, tetapi juga
tetap menjaga bidang yang mempunyai ketinggian, seperti bangunan, menara,
tetapi dengan hasil yang kurang akurat.
c)
Orthophoto
Pada modeorthophoto, seluruh
permukaan baik bidang datar maupun vertikal akan diproyeksikan dalam proyeksi
ortografi. Orthophoto akan
menghasilkan tekstur foto yang lebih kompak pada daerah datar dan vertikal,
sedangkan pada modeadaptive orthophotodaerah
vertikal akan memiliki ketelitian yang lebih rendah dari pada daerah datar.
d)
Single photo
Mode single photo digunakan untuk membentuk tekstur pada salah satu
foto saja. Foto dipilih dari project
yang telah diolah sampai tahap build
geometry.
e)
Keep uv
Mode keep uv digunakan untuk menghasilkan tekstur atlas dengan
menggunakan parameter tekstur pada saat pemrosesan. Hal ini dapat digunakan
untuk membangun kembali tekstur atlas dengan menggunakan resolusi yang berbeda
pada hasil yang diperoleh pada perangkat lunak yang lain.
Blending mode merupakan cara untuk mengobinasikan nilai-nilai
piksel dari beberapa foto untuk menghasilkan texture foto. Ada beberapa pilihan, yaitu:
a)
Mosaic
Mosaic digunakan untuk memperoleh tekstur atlas atau
bidang datar pada hasil akhirnya. Mosaic
akan menghasilkan ortofoto yang lebih baik.
b)
Average
Average adalah proses merata-ratakan nilai piksel setiap
foto untuk mendapatkan tekstur foto.
c) Max
intensity
Max intensity adalah proses pemilihan foto yang memiliki
intensitas maksimal dalam korelasi pikselnya, foto tersebut dipilih untuk
pembentukan tekstur.
d) Min
intensity
Min intensity adalah proses pemilihan foto yang memiliki
intensitas minimum dalam korelasi pikselnya, foto tersebut dipilih untuk
pembentukan tekstur.
Atlas width menunjukan lebara ukuran satu piksel dalam model
atlas. Semakin besar jumlah atlas width,
maka jumlah piksel dalam satu project
semakin banyak dan dibutuhkan media penyimpanan yang semakin besar, serta
diperoleh tekstur yang lebih baik secara geometri dan visual.
Atlas height menunjukan tinggi ukuran satu piksel dalam model
atlas. Semakin besar jumlah atlas height,
maka jumlah piksel dalam satu project
semakin banyak dan dibutuhkan media penyimpanan yang semakin besar, serta
diperoleh tekstur yang lebih baik secara geometri dan visual.
Maka akan terlihat proses build texture
Proses build texture
Hasil dari build texture sebagai berikut, antara geometry dan texture foto
sudah terpadukan.
Hasil buid texture
8.
Pada tahap ini dilakukan export projectAgisoft PhotoScan format (*psz)
menjadi format TIFF/GeoTiff(*tif). FileàExport
Orthophoto.
Pada blending mode pilih mosaic
karena ingin dihasilkan mosaic dalam mode atlas bukan dalam model tiga
dimensi. Resolusi piksel yang dihendaki adalah 0.1 meter.
9.
Export DEM
FileàExport
DEM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar