DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR
ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR
LAMPIRAN.......................................................................... iv
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang.................................................................................. 1
1.2 1.2
Tujuan Praktikum........................................................................ 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 3
BAB
III METODOLOGI...................................................................... 5
III.1
Waktu............................................................................................. 5
III.2
alat dan bahan................................................................................. 5
III.3
Prosedur Kerja................................................................................ 5
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................. 6
IV.
1 Hasil
A.
Praktikum 1
·
Pengamatan Hutan...................................................................... 6
a.
Keadaan Hutan di Tahura........................................................... 6
b.
Luas Kawasan Tahura................................................................. 6
c.
Jenis Hutan.................................................................................. 7
d.
Komposisi Jenis........................................................................... 7
·
Keadaan lahan Hutan
a.
Jenis dan Sifat Tanah.................................................................. 7
b.
Topografi..................................................................................... 7
c.
Kesuburan Tanah......................................................................... 7
·
Keadaan lain
a.
Iklim ........................................................................................... 8
b.
Aksesibilitas ............................................................................... 8
c.
Sosial ekonomi Masyarakat......................................................... 8
B.
Praktikum 2-6.............................................................................. 9
IV.2
Pembahasan.................................................................................... 11
BAB
V PENUTUP................................................................................. 18
V.1
Kesimpulan....................................................................................... 18
V.2
Saran................................................................................................. 18
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. 19
LAMPIRAN........................................................................................... 20
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar
Gambar Pohon diPlot.................................................................. 20
Gambar
kondisi Tahura dan Lain-lain..................................................... 23
Gambar
alat Praktikum............................................................................ 24
Gambar Peta Plot
BAB
I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang
Praktikum lapangan
memang sangat memberikan manfaat, terutama pada praktikum yang di laksanakan di
Taman Hutan Rakyat Sultan Syarif Kasim Minas. Praktikum Inventarisasi Hutan
yang di laksanakan di TAHURA ini antara lain Pengamatan Hutan berupa keadaan
lahan di TAHURA, luas Kawasan TAHURA, Jenis Hutan, Komposisi Jenis. Selain itu
di lakukan pengamatan Lahan hutan berupa jenis dan sifat tanah, topografi,
kesuburan tanah. Selanjutnya keadaan lain beupa Iklim, Aksesibilitas, Sosial
ekonomi Masyarakat.
Di samping itu dalam
praktikum ini pula di perkenalkan bagaimana cara menggunakan alat-alat dalam
praktikum, seperti menggunakan Clino meter, Haga,Pita Meter dan Kompas. Dalam
praktikum ini setiap kelompok di beri tugas membuat 3 plot, dalam setiap plot
di catat nama pohon, nama ilmiah, kemiringan plot, TBC, Tinggi total, diameter
pohon.
Dengan melakukan
praktikum ini di harapkan para mahasiswa dapat mengetahui cara dan menggunakan alat yang di gunakan dalam
praktikum, mengetahui jenis vegetasi yang ada di TAHURA, Mengetahui Flora dan
Fauna yang ada di TAHURA.
I.2
Tujuan Praktikum
-
Dapat mengetahui keadaan hutan di TAHURA
-
Dapat mengetahui luas kawasan TAHURA
-
Dapat mengetahui Jenis hutan di TAHURA
-
Dapat mengetahui Komposisi jenis TAHURA
-
Dapat mengetahui jenis dan sifat tanah
Hutan TAHURA
-
Dapat mengetahui topografi TAHURA
-
Dapat mengetahui Kesuburan tanah TAHURA
-
Mengetahui Iklim di tahura
-
Mengetahui Aksesibilitas TAHURA
-
Mengetahui bagaimana Sosial ekonomi
Masyarakat sekitar TAHURA
-
Dapat mengetahui cara dan menggunakan
alat-alat praktikum
-
Mengetahui bagaimana cara mengukur diamater,
keliling, volume, TBC, T.Total Pohon.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
1.Pengenalan
Tahura
Tahura raya minas
merupakan perluasan hutan serba guna Takuala Minas yang merupakan bekas hutan
produksi terbatas milik HPH PT. Sindotim dan telah di tunjuk oleh gubernur KDH
tingkat I Provinsi Riau berdasarkan Sk No. 367/IV/1985 Tanggal 24 April 1985
tentang penunjukan kelompok Hutan Sungai Takula Minas Km 20 sebagai kawasan
hutan dengan fingsi hutan wisata dengan luas 1.000 Ha.
Secara
geografis TAHURA Raya minas terletak antara 036-047 LU dan 10015-10126 BT.
Secara Administratif termasuk kecamatan Rumbai, kotamadya Pekanbaru, Kecamatan
Siak Hulu, Kabupaten Dati II Kampar dan Kecamatan Mandau Kecamatan Dati II
Bengkalis Provinsi Riau.
2.Diameter
pohon
Diameter
pohon adalah panjang garis lurus yang melalui pusat penampang melintang pohon
dan menghubungkan pohon dan menghubungkan dua titik yang terdapat pada garis
lingkaran luar pohon (Bruce dan Schumacher ,1950 dalam Handayani, 2003). Rumus yang biasa di gunakan untuk mencari
diameter pohon adalah :
Diameter =
Untuk
pohon berbanir dari 1,3 m diatas permukaan tanah maka pengukuran dilakukan pada
20 cm diatas banir. Diameter pohon diperlukan dalam penentuan volume, luas
bidang dasar dan pendugaan umur pohon.(Dirjen Kehutanan,1976 dalam Handayani 2003).
3.Tinggi
Pohon
Menurut
Husch, et al. Dalam Simon, Manual Inventore Hutan (1997) Mengatakan
·
Tinggi total adalah jarak vertikal
antara pohon dengan puncak pohon tersebut.
·
Tinggi batang adalah jarak antara
pangkal pohon dengan permukaan tajuk.
Menurut Simon (1996), Mengenal beberapa macam tinggi
pohon diantaranya :
·
Tinggi Total yaitu tinggi dari pangkal
pohon dipermukaan tanah sampai puncak pohon.
·
Tinggi batang bebas cabang yaitu tinggi
pohon dari pangkal batang dipermukaan tanah sampai cabang pertama.
Pengukuran tinggi pohon
adalah pengukuran tak langsung Yang dilakukan dengan alat-alat diantaranya :
Hagameter, Cristenmeter, Clinometer dan pengukuran tinggi pohon secara tak
langsung.
4.Volume
Pohon
Penentuan pohon
berdiri dilakukan secara tidak langsung melalui pengukuran diameter/keliling
dan tinggi pohon. Berdasarkan hasil pengukuran diameter/keliling dan tinggi
pohon, volumenya dapat ditentukan, baik dengan menggunakan tabel volume pohon
(bila sudah ada tabelnya) maupun di hitung dengan menggunakan perhitungan
volume :
V=
V =
Volume
D =
Diameter
T =
Tinggi Pohon
F = Angka
bentuk pohon (yang digunakan 0,56)
= pi = 3,14 atau
Sebelum
menentukan volume pohon harus ditetapkan dahulu volume apa yang dimaksud.
Pertama-tama harus ditentukan apakah volume pohon tersebut dengan kulit atau
tanpa kulit. Bila yang diinginkan volume kayu tanpa kulit, maka kulitnya tidak
ikut dihitung. Artinya bila pada waktu mengukur diameter pohon termasuk kulit,
maka diameter ini harus dikurangi dengan 2 kali tebal kulit.
BAB
III
METODOLOGI
III.1
Waktu
Waktu praktikum yang di lakukan di TAHURA Minas di
lakukan pada :
Hari / Tanggal :
Sabtu, 11 Desember 2010
Tempat :
TAHURA Sultan Syarif Kasim Minas
Jam :
12: 30 – 16.30 WIB
III.2
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang di gunakan pada waktu praktikum
antara lain :
-
Tali rafia
-
Parang
-
Clino meter
-
Haga
-
Kompas
-
Peralatan Tulis
-
Pita Meter
-
Meteran Jahit
-
Kawasan TAHURA
III.3
Prosedur Kerja
1) Siapkan
Alat dan bahan seperti : Rafia, Haga, kompas, Clino meter, Parang, Pita Meter,
penuntun praktikum.
2) Buat
3 Plot dengan ukuran 20 M x 20 M
3) Identifikasi
nama pohon, nama latin, dan ukur Tbc, T.total, diamater, keliling, volume
masing-masing pohon dan hitung kemiringan lereng Plot dengan menggunakan Clino
meter.
4) Isi
kan pada tabel yang sudah tersedia pada penuntun praktikum
5) Pembuatan
laporan Praktikum
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
A.Praktkum
1
IV.1.1.Pengamatan
Hutan
a.Keadaan
Hutan di TAHURA
Tahura Sultan
Syarif Qasim Minas merupakan kawasan peleatarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli
yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Tahura Minas berasal dari
Hutan sekunder, hal itu di cirikan dengan hetorogennya umur dan jenispohon yang yang ada disana,
masih banyak yang termasuk kedalam tiang dan pancang bahkan ada yang masih
dalam tahap penanaman. Masyarakat sekitar tahura kebanyakan berprofesi sebagai
petani sawit hal itu bahkan menjadi problema karena kawasan Tahura ikut
tercaplok oleh kawasan perkebunan masyarakat. Dalam Tahura ada zona
perlindungan, pemanfaatan dan pengelolaan.
b.
Luas Kawasan Tahura
SK Gubri No.367/IV/1985 : penunjukan kelompok hutan
sungai Takuana Minas sebagai kawasan hutan dengan fungsi hutan wisata seluas
1.000 Ha.
Surat Rekomendasi Gubri kepada menteri Kehutanan 16
Agustus 1994, untuk menetapkan tahura seluas 5.920 Ha.
SK menteri kehutanan No.349/Kpts-II 1996 :
penunjukan TAHURA SSK seluas 5.920 Ha.
SK Menteri Kehutanan dan perkebunan
No.248/Kpts-II/1999 : penetapan Tahura SSK seluas 6.172 Ha.
c.
Jenis Hutan
Tahura Minas merupakan
tipe hutan hujan tropis, hal itu di tandai dengan didominasi oleh pohon dari
Famili Dipterocarpaceae yang banyak terdapat di Tahura sultan Syarif Qasim
Minas.
d.Komposisi
jenis
Komposisi Jenis
yang ada di Tahura di dominasi oleh Famili Dipterocarpaceae seperti Kompas (Koompasia maccensis), kelat (Eugenia spp), Kulim (Scorodocarpus bernensis), Medang (Alseodaphne sp), Cengal (Hopea sp), Balam (Palaqium sp) dan lain sebagainya.
4.1.2.Keadaan
Lahan Hutan
a.Jenis
dan sifat tanah
Tanah yang ada di
Tahura adalah tanah Mineral dengan jenis Liat berpasir dengan kandungan Hara
yang sedikit, berfragel bila terkena air akan menjadi lengket dan licin, warna
tanah kekuningan. Dengan ciri tersebut maka dapat dikatakan bahwa tanah yang
ada di Tahura adalah tanah Litosol.
b.Topografi
Pada umumnya kondisi
lapangan kawasan TAHURA Minas bervariasi dari datar, bergelombang ringan sampai
sedang, dengan kemiringan 0 sampai 45 %.
c.Kesuburan
Tanah
Kesuburan tanah
yang ada di Tahura rendah karena di dominasi oleh tanah liat berpasir yang
sangat miskin unsur hara kandungan bahan organiknya hanya 3-10%. Sehingga bayak
pohon disana yang berbatang kecil karena minimnya kandungan hara yang
dibutuhkan oleh tanaman.
4.1.3
Keadaan lain
a.Iklim
berdasarkan klasifikasi
Schmidt dan Ferguson TAHURA Minas termasuk kedalam Klasifikasi Tipe A dengan
curah hujan rata-rata pertahun 100 s/d 300 mm. Suhu udara minimum 21 0C,
maksimum 32,9 0C dengan kelembaban rata-rata 83 %.
b.
Aksesibilitas
Tahura Minas yang
terletak di pinggir jalan raya yang menghubungkan kota pekanbaru-minas-duri-dumai,
dapat di capai dengan kendaraan 45 menit dari kota pekanbaru. Kondisi jalan
yang di lalui agak banyak tikungan, beraspal tetapi ada juga yang berlubang.
c.Sosial
Ekonomi Masyarakat
Masyarakat sekitar
tahura bisa mempunyai peluang usaha yang dapat di kembangkan di Tahura minas
antara lain : usaha jasa akomodasi, usaha jasa pemandu wisata, usaha jasa
sarana boga, usaha dagang di sekitar tahura. Masyarakat sekitar tahura banyak
yang berprofesi sebagai petani sawit.
IV.2
Pembahasan
IV.2.1Rumus
mencari Diameter
Diameter
=
Plot
1
1.
2. .
3.
4. .
5
6
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Plot
2
1.
2. .
3. .
4. .
5. .
6. .
7. .
8. .
9. .
10. .
11. .
12. .
13. .
14. .
15. .
16. .
17. .
18. .
19. .
20.
IV.2.2.Rumus
Mencari Volume
Volume
=
Plot
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Plot
2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
1/4x3,14x0,142x0,56x10= 0,09 m3
17.1/4x3,14x0,122x0,56x10= 0,06 m3
18.
1/4x3,14x0,132x0,56x10= 0,07 m3
19.
1/4x3,14x0,152x0,56x10= 0,11 m3
20.1/4x3,14x0,152x0,56x11=
0,12 m3
IV.2.3.Cara Menggunakan
Alat Praktikum
1.Cara Menggunakan Clino
Meter
·
Bidikan Clino meter pada pohon pada pangkal pohon maka akan didapatkan
angka positif, sedangkan jika dibidikan pada puncak pohon akan menghasilkan
angka negatif.
·
Baca hasil pengukuran pada Clino yang terdapat didalam
·
Catat Hasil pengukuran
2.Cara Menggunakan kompas
·
Tentukan berapa sudut yang akan di tempuh
·
Lihat pada kompas seberapa besar sudut dan arahnya
·
Berjalanlah menurut arah yang ada pada kompas untuk mencapai lokasi
3.Cara Menggunakan Haga
·
Sipengukur menentukan jarak tertinggi dari pohon yang akan diukur
sehingga pangkal pohon, puncak pohon atau pangkal tajuk atau dahan pertama
tampak adalah jarak terpendek dari suatu titik sampai diproyeksinya yang tegak
lurus pada suatu bidang datar atau bidang horizontal.
·
Jarak sipengukur dengan pohon yang ditaksir, kemudian skala pada alat
disesuaikan dengan jarak tersebut (dengan memutar pengatur skala). Pada haga
tersedia jarak 15, 20, 25 dan 30 cm.
·
Tekan knop yang berada dipinggir sehingga jarum petunjuk skala dapat
bergoyang bebas. Melalui lubang pembidik alat di bidikan kepangkal pohon dan
setelah bidikan tepat tekan knop untuk menghentikan jarum petunjuk, lalu baca
hasilnya pada skala. Bila jarum berada disebelah kiri angka 0, hasil bidikan
bernilai negatif (-), bila jarum berada disebelah angka nol hasil bidikan
bernilai positif (+).
·
Knop untuk menggerakkan jarum ditekan kembali sehingga jarum petunjuk
skala dapat bergoyang bebas.
·
Bidikan alat kepuncak pohon dan setelah bidikan tepat, knop untuk
menghentikan jarum tekan kembali kemudian hasilnya dibaca. Hasil bidikan kepohon
bernilai positif baik jarum berada disebelah kiri maupun sebelah kanan angka
nol.
·
Tinggi pohon merupakan penjumlahan hasil bidikan kepuncak ditambah
hasil bidikan kepangkal pohon.
IV.2.4.Pengambilan Contoh
pada waktu Praktikum
Pada waktu praktikum di Tahura dalam
mengukur tinggi, diameter dan volume Pohon digunakan metode Systematic
Sampling. Hal tersebut dilakukan karena populasi Tahura heterogen jadi tidak
bisa disamaratakan pengambilan contohnya. Para praktikan dibagi kedalam 8
kelompok dengan plot yang berbeda serta arah yang berbeda pula. Ukuran plot
yang di gunakan berbentuk persegi dengan ukuran 20 m x 20 m.
IV.2.5 Pengukuran diameter
pohon
Umumnya pengukuran diameter pohon
dilakukan pada bagian pohon yang berkayu yang jarang berbentuk bulat betul.
Sehingga penentuan diameter biasanya didasarkan atas rata-rata hasil pengukuran
sumbu panjang dan sumbu pendek penampang lintang batang pohon umumnya tidak
bebrbentuk silinder, pengukuran dilakukan pada ketinggian diameter setinggi
dada atau DBH (Diamaeter Breast Hight). Untuk orang indonesia 1,30 m.
Pengukuran dilakukan sebagai berikut :
1.
Pohon normal berdiri tegak pada tempat datar (1,30 m dari tanah)
2.
Pohon normal berdiri tegak pada tempat miring (1,30 dari tanah yang
lebih tinggi)
3.
Pohon normal berdiri miring pada tempat datar (1,30 mengikuti arah
miring)
4.
Pohon berbanir dengan ujung banir berada pada ketinggian < 1,10 m
diatas tanh maka DBH 1,3 m diatas tanah dan jika ujung banir berada pada
ketinggian > 1,10 m diatas tanah maka DBH dilakukan pada 20 cm diatas ujung
banir.
5.
Pohon cacat dengan batas bawah cacat batang berada pada ketinggian
1,00 m diatas tanah maka DBH dilakukan 20 cm diatas batas atas cacat batang.
Bila bawah cacat batang pada ketinggian 1,00- 1,50 diatas tanah maka DBH
dilakukan pada 20 cm dibwah batas bawah cacat batang. Bila batas bawah cacat
batang berada pada ketinggian > 1,50 m diatas tanah maka DBH dilakukan pad
ketinggian 1,30 m diatas tanah.
6.
Pohon bercagak dengan bats bawah cagak berada pada ketinggian <
1,00 m diatas tanah maka DBH pada 20 cm diatas batas atas cagak. Bila batas
bawah cagak berada pada ketinggian 1,00- 1,50 m diatas tanah maka DBH pada 20
cm dibawah batas bawah cagak.
7.
Pohon menggarpu pengukuran DBH sama dengan pada pohon bercagak.
IV.2.6
Dasar-dasar pengukuran, alat ukur tinggi pohon
1.
Terlebih dahulu mengukur sudut
lereng dari mata i pengukur kepuncak pohon, lalu mengukur sudut lereng dari
mata sipengukur kepangkal pohon. Kedua sudut lereng tadi diukur pada garis
mendatar (horizontal), selanjutnya tinggi pohon dapat ditentukan setelah kita
mengukur jarak horizontal antara sipengukur dengan pohon yang diukur.
2.
Langsung mengukur sudut yang diapit oleh garis penglihatan kepuncak
dan garis penglihatan kepangkal pohon, tanpa mengukur jarak datar antara
sipengukur dan pohon yang diukur, selanjutnya tinggi pohon dihitung dengan
menggunakan teori perbandingan.
BAB
V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Tahura Minas merupakan
perluasan hutan serba guna Takuala Minas yang merupakan bekas hutan produksi
terbatas milik HPH PT. Sindotim dan telah di tunjuk oleh gubernur KDH tingkat I
Provinsi Riau berdasarkan Sk No. 367/IV/1985 Tanggal 24 April 1985 tentang
penunjukan kelompok Hutan Sungai Takula Minas Km 20 sebagai kawasan hutan
dengan fingsi hutan wisata dengan luas 1.000 Ha. Diameter pohon adalah panjang
garis lurus yang melalui pusat penampang melintang pohon dan menghubungkan
pohon dan menghubungkan dua titik yang terdapat pada garis lingkaran luar pohon.
Dapat di cari dengan rumus : Diameter =
. Penentuan Volume pohon
berdiri dilakukan secara tidak langsung melalui pengukuran diameter/keliling
dan tinggi pohon. Dengan rumus :V=
V.2
Saran
Tugas laporan
praktikum ini masih jauh dari sempurna, diharapkan masukan yang membangun demi
kesempurnaan tugas ini. Untuk praktikum di Tahura sebaiknya didampingi oleh
Cruiser yang handal sehinga apabila ada kesulitan tentang nama pohon bisa
langsung bertanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Handayani,
Laela.2003.Penyusunan Tabel Vulome Lokal Jenis Tegakan Rhizophora apicula dan Bruguira
gymnorriza di Hutan Mangrove HPH. PT. Thai Rajvithi.Riau.Universitas
Lancang Kuning. Pekanbaru
Hamzah,
Amir. 2004. Aplikasi Rumus Volume Tegakan Meranti Merah (Shorea Uliginosa Foxw)
Dihutan Rawa Gambut. Universitas Lancang Kuning. Pekanbaru
Simon
, H. 1996. Metoda Inventore Hutan. Cetakan Kedua. Aditya Media. Jogjakarta
Pika.
1981. Mengenal Sifat- Sifat Kayu Indonesia dan
Penggunaanya.Kanisius.Yogyakarta.
Arlita,Tuti.2010.Bahan
Kuliah Inventarisasi Hutan.Tidak dipublikasikan.Pekanbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar